Jelaskanhubungan antara indische vereeniging dan pppi - 15076142 nesa117 nesa117 28.03.2018 PPKn Lihat jawaban Jelaskan hubungan antara indische verenniging dan pppi Iklan Iklan imsaidaa82 imsaidaa82 Hubungannya adalah mempersiapkan diselenggarakannya Kongres Pemuda ke II tolong jadiin yg terbaik yaa^ ok ok ferigutt Bahkannama Indische Vereeniging diubah menjadi Indonesische Vereeniging pada tahun 1922 dan diubah lagi menjadi "Perhimpunan Indonesia" pada tahun 1925. Organisasi ini cukup revolusioner dalam memperjuangkan kebebasan Indonesia dari penjajahan Belanda. Selain turut andil dalam terciptanya Sumpah Pemuda, PI juga menerbitkan sebuah majalah. Pada1926, Mohammad Hatta diangkat menjadi ketua Perhimpunan Indonesia/Indische Vereeniging. Di bawah kepemimpinannya, PI memperlihatkan perubahan. Perhimpunan ini lebih banyak memperhatikan perkembangan pergerakan nasional di Indonesia dengan memberikan banyak komentar di media massa di Indonesia. Semaun dari PKI datang kepada Hatta sebagai pimpinan PI untuk menawarkan pimpinan pergerakan PerhimpunanIndonesia Indische Vereeniging. Perhimpunan Indonesia didirikan tahun 1908 oleh mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang belajar di negeri Belanda. Mereka antara lain: R.P Sosrokartono, R. Hoesein Djajadiningrat, R.N Notosuroto, Notodiningrat, Sutan Kasyayangan Saripada, Sumitro Kolopaking, dan Apituley. Pada mulanya Perhimpunan Indonesia PerhimpoenanPeladjar-Peladjar Indonesia (Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia, atau dalam bahasa Belanda disebut Indonesische Studentbond) adalah perhimpunan para pelajar Indonesia yang didirikan pada bulan September 1926 oleh para mahasiswa Rechtshoogeschool te Batavia (RHS - Sekolah Tinggi Hukum di Jakarta), dan Technische Hoogeschool te Bandoeng (THS - Sekolah Tinggi Teknik di Bandung). ZKDFAb. Informasi Awal - Perhimpunan Indonesia atau Indonesische Vereeniging merupakan organisasi pelajar dan mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di Belanda dan berdiri pada tahun 1908. Diprakarsai oleh Soetan Kasajangan Soripada dan Noto Soeroto, pembentukan organisasi ini awalnya hanya bertujuan untuk mengadakan pesta dansa-dansa dan pidato-pidato. Namun, sejak Cipto Mangoenkoesoemo dan Soewardi Soerjaningrat Ki Hajar Dewantara bergabung, pada 1913 mulailah mereka memikirkan perihal masa depan Indonesia. Mereka mulai menyadari betapa pentingnya organisasi tersebut bagi bangsa Indonesia. Sejak saat itulah, perhimpunan ini memasuki kancah politik hingga menerbitkan sebuah buletin yang diberi nama Hindia Poetera. Meski demikian, isi dari buletin tersebut belum memuat tulisan-tulisan bernada politik. 1 Organisasi ini merupakan pelopor gerakan nasionalis Indonesia yang mengadvokasi kemerdekaan Indonesia dari Belanda. Ki Hadjar Dewantara Istimewa/Tribun Manado Ketika perhimpunan ini kembali ke Indonesia, mereka aktif dalam studi dan akhirnya di partai politik untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Adapun tokoh Perhimpunan Indonesia yang terkenal ialah Mohammad Hatta dan Sutomo. 2 Baca 17 AGUSTUS - Serial Pahlawan Nasional Ki Hadjar Dewantara Baca Dokter SutomoSejarah Awalnya, ide dari penamaan Indonesisch Indonesia diperkenalkan sebagai pengganti indisch Hindia oleh Prof. Cornelis van Vollenhoven 1917. Sejalan dengan itu, inlander pribumi diganti dengan indonesiër orang Indonesia. Ketika pergantian ketua antara Dr. Soetomo dan Herman Kartawisastra pada September 1922, perkumpulan ini mengubah nama menjadinya Indonesische Vereeniging. Sejak itu lah, istilah "Indonesier" dan kata sifat "Indonesich" sudah terkenal digunakan oleh para pemrakarsa Politik Etis. Para anggota juga memutuskan untuk kembali menerbitkan majalah Hindia Poetra dengan Mohammad Hatta sebagai pengasuhnya. Majalah ini terbit dwibulanan, dengan 16 halaman dan biaya langganan seharga 2,5 gulden setahun. Kembalinya Hindia Poetra ini menjadi wadah dalam menyebarkan ide-ide antikolonial. Pada 2 edisi pertama, Hatta menyumbangkan tulisan kritik mengenai praktik sewa tanah industri gula Hindia Belanda yang merugikan para petani. Pada 1923, ketika Iwa Koesoemasoemantri menjabat sebagai ketua, Indonesische mulai menyalurkan ide nonkooperasi dengan maksud berjuang demi kemerdekaan tanpa bekerjasama dengan Belanda. Setahun setelahnya, ketika M. Nazir Datuk Pamoentjak menjadi ketua, nama majalah Hindia Poetra diubah menjadi Indonesia Merdeka. Kemudian pada tahun 1925, nama organisasi ini resmi berubah menjadi Perhimpunan Indonesia PI. Mohammad Hatta menjadi ketua PI terlama, yakni sejak awal tahun 1926 hingga 1930. Sebelumnya, setiap ketua hanya menjabat selama satu tahun. Perhimpunan Indonesia lalu menggalakkan propaganda secara terencana mengenai Perhimpunan Indonesia ke luar negeri Belanda. Adapun para tokoh lainnya yang bergabung menjadi anggota antara lain Achmad Farhan ar-rosyid, Soekiman Wirjosandjojo, Arnold Mononutu, Soedibjo Wirjowerdojo, Prof Mr Sunario Sastrowardoyo, Sastromoeljono, Abdulmadjid Djojoadiningrat, Sutan Sjahrir, Sutomo, Ali Abdurabbih, dan Wreksodiningrat. 1 Baca 17 AGUSTUS - Serial Pahlawan Nasional Dr. Drs. H Mohammad Hatta Baca 17 AGUSTUS - Serial Pahlawan Nasional Sutan SyahrirKiprah Kegiatan-kegiatan politik yang dilakukan Perhimpunan Indonesia PI sangat menarik perhatian dunia internasional. Aksinya yang paling dikenal ialah manifesto politik yang dikeluarkan pada 1925. Aktivitas ini sangat berdampak hingga membuat pemerintah Belanda merasa terancam akan keberadaan organisasi pergerakan ini. Hal ini lantaran tidak ada yang menyangka bahwa organisasi yang awalnya didirikan bersifat sosial berubah menjadi organisasi pergerakan nasional. Bahkan, PI turut aktif memperjuangkan kemerdekaan Indonesia di kancah internasional. Pemakaian istilah “Indonesia” mencerminkan sifat radikal yang menuntut Indonesia merdeka. Selain nama organisasi, perubahan nama juga terjadi pada majalah terbitan Perhimpunan Indonesia yang awalnya bernama Hindia Poetera menjadi Indonesia Merdeka dengan semboyan “Indonesia merdeka, sekarang!”. Sifat organisasi ini berubah drastis dari semula organisasi sosial menjadi organisasi politik dengan memegang prinsip non-kooperasi. Pada 1923, PI mengeluarkan Deklarasi Perhimpunan Indonesia yang dimuat dalam majalah Hindia Poetera, dengan menggunakan kata “Bangsa Indonesia” yang menunjukkan cita-cita PI akan sebuah negara baru yang merdeka. Pada 1925 deklarasi tersebut berkembang menjadi manifesto politik yang percaya bahwa hanya kemerdekaan yang dapat mengembalikan harga diri bangsa Indonesia. Teknologi media cetak dan jurnalisme yang berkembang menjadi peran penting dalam menyerukan manifesto politik ini. Gagasan tentang persatuan dan nasionalisme yang diserukan PI tidak hanya beredar di Belanda, tetapi juga beredar di Hindia Belanda. Akibtaknya, gagasan tersebut memengaruhi organisasi pergerakan nasional di Indonesia. Para pejuang kemerdekaan di Hindia Belanda tersadar bahwa mereka adalah satu bangsa, meskipun terbedakan oleh suku bangsa dan agama. Adanya kesadaran inilah yang menjadi awal dari lahirnya Sumpah Pemuda pada 1928. 2 Baca Hari Ini Dalam Sejarah 28 Oktober Hari Sumpah Pemuda Baca Gerakan Rakyat Indonesia GerindoPerkembangan Semenjak Mohammad Hatta dan Ahmad Subarjo bergabung dalam kepenggurusan, kegiatan Perhimpunan Indonesia PI semakin meningkat. Mereka menegaskan bahwa tujuan Perhimpunan Indonesia ialah Indonesia merdeka yang akan diraih melalui aksi bersama. Karena mendapatkan dukungan internasional, organisasi ini aktif dalam kegiatan-kegiatan organisasi internasional untuk menentang penjajahan. Organisasi internasional tersebut contohnya Liga Demokrasi Internasional, Liga Penentang Imperialisme, hingga penindasan kolonial. Bahkan, Perhimpuan Indonesia memiliki pengaruh cukup besar di Indonesia, dengan banyak berdirinya organisasi-organisasi pergerakan nasional lantaran terinspirasi dari PI. Organisasi-organisasi itu ialah Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia PPPI, Partai Nasional Indonesia PNI, dan Jong Indonesia Pemuda Indonesia. Meskipun perjuangan yang ditempuh bersifat internasional, dampaknya juga turut dirasakan dalam lingkup nasional. 2 Baca Partai Nasional Indonesia PNI Baca Jong Java Tri Koro Dharmo Tahun 1864 pemerintah Hindia Belanda membuka kesempatan bagi rakyat Indonesia untuk mengenyam pendidikan. Kesempatan tersebut berdampak pada banyaknya lulusan yang dihasilkan. Sementara sekolah tak lagi mencukupi kebutuhan para lulusan yang ingin melanjutkan studi ke tingkat yang lebih tinggi. Maka sejak awal abad ke-20 mulai banyak pemuda-pemuda Indonesia pergi ke Belanda untuk meneruskan studi di perguruan tinggi. Meningkatnya jumlah mahasiswa yang datang ke Belanda memunculkan kebutuhan untuk masuk dalam sebuah perkumpulan. Gagasan untuk menggabungkan diri dengan Boedi Oetomo dan Indische Partij, ternyata kurang sesuai. Dibutuhkan organisasi yang tidak hanya menaungi golongan priyayi, golongan Indo Belanda atau etnis tertentu. Maka pada tahun 1908 didirikan Indische Vereeniging oleh mahasiswa Indonesia di Belanda, Noto Soeroto dan Sutan Kasayangan menjadi pelopor pendirian organisasi tersebut. Awalnya Indische Vereeniging bukan merupakan organisasi politik, hanya sebuah perkumpulan sosial tempat para mahasiswa melewatkan waktu senggangnya. Meski berawal dari sebuah perkumpulan sederhana pendirian Indische Vereeniging ini memiliki arti penting. Pertama, Indische Vereeniging membuka pintu keanggotaan bagi seluruh mahasiswa Indonesia di Belanda. Kedua, Indische Vereeniging bukanlah perkumpulan biasa, karena dalam pasal kedua Anggaran Dasar Indische Vereeniging jelas disebutkan “memajukan kepentingan-kepentingan bersama dari Indiers di negeri Belanda dan mengadakan hubungan dengan Hindia Belanda”. Mulanya Indische Vereeniging merupakan organisasi mahasiswa bersifat sosial-budaya yang menaungi para pemuda Indonesia di negeri Belanda. Indische Vereeniging mulai meluaskan wawasannya kepada persoalan Tanah Air dan memasuki bidang politik sejak bergabungnya Suwardi Soerjaningrat, Tjipto Mangoenkoesoemo, dan Douwes Dekker tahun 1913, pada saat tokoh Tiga Serangkai tersebut diasingkan di Belanda. Bergabungnya Tiga Serangkai ke dalam Indische Vereeniging menimbulkan berbagai pertentangan di antara anggota Indische Vereeniging. Pertentangan antara ide asosiasi yang dibawa oleh Noto Soeroto dan ide nasionalisme yang dibawa Indische Partij menjadi bahan perdebatan. Noto Soeroto beranggapan bahwa Hindia Belanda memerlukan perlindungan militer dari Pemerintah Kolonial Belanda. Bagi Tiga Serangkai terutama Douwes Dekker dan Tjipto ide-ide asosiasi yang dibawa oleh Noto Soeroto tidak bisa diterima. Menurut mereka Indonesia membutuhkan penghormatan yang lebih dari itu. Indonesia tidak membutuhkan perlindungan militer dari pemerintah Kolonial Belanda. Indonesia membutuhkan kemerdekaan yang terutama dalam bidang pendidikan dan partisipasi politik. Semangat zaman yang mulai berubah mampu mengubah pandangan Indische Vereeniging tentang pemerintah Belanda sebagai pelindung Hindia Belanda. Ide nasionalis yang dibawa oleh Suwardi juga mampu menumbuhkan keinginan untuk mengadakan publikasi. Tahun 1916 terbitlah majalah berkala Hindia Poetra. Tanggal 14 April 1917, Indische Vereeniging mengadakan pertemuan dengan partai politik Indonesia seperti Sarekat Islam dan Boedi Oetomo di Belanda. Karena pertemuan tersebut melibatkan partai politik maka sebagian besar diskusi mengandung unsur politis. Terdapat sebuah fakta menarik yaitu digunakannya kata Indonesie Indonesia dan Indonesiers orang Indonesia oleh Soerjopoetro selama pertemuan berlangsung. Laporan ini secara jelas dituliskan dalam majalah Hindia Poetra No. 9 tahun 1917. Kemudian kata tersebut menjadi populer di kalangan mahasiswa sebagai kata pengganti Indie Hindia dan Indiers orang Hindia yang sangat merendahkan kedudukan orang Indonesia. Oleh karena itu, pada tahun 1922, organisasi tersebut berubah menjadi Indonesische Vereeniging. Dengan demikian penggunaan kata Indonesia secara politis mulai dipakai sejak tahun 1922, untuk menggantikan nama Hindia Belanda’. Sejak berubahnya nama Indische Vereeniging menjadi Indonesische Vereeniging tahun 1922, organisasi Indonesische Vereeniging semakin berhaluan politik. Untuk pertama kali kata Indonesische dimaknai secara politis. Penggunaan nama Indonesia memiliki arti penting. Pertama, untuk menunjukkan identitas bangsa, bahwa disuatu tempat di atas muka bumi ini ada sebuah bangsa bernama Indonesia. Kedua, bangsa Indonesia memiliki kepribadian sendiri, tidak dapat disamakan dengan kepribadian bangsa Belanda. Ketiga, kata Indonesia menunjukkan tujuan ke arah pembentukan negara nasional yang lebih tegas. Kontributor Zulfa Nurdina Fitri Sumber Atiqoh & Sardiman. 2016. Perhimpunan Indonesia sebagai Organisasi Pergerakan Indonesia yang Revolusioner 1922-1930. Risalah, 2 6. Ingleson, John. 1986. “Perhimpunan Indonesia and The Indonesian Nationalist Movement.” Nin Bakdisoemanto. Perhimpunan Indonesia dan Pergerakan Kebangsaan. Jakarta Temprint. Madeleon Djajadiningrat-Nieuwenhuis. 1993 “Noto Soeroto His Ideas and the Late Colonial Intellectual Climate”, Indonesia, [Tanpa Volume], No. 55. hlm. 41-72. Nagazumi, Akira,” Masa Awal Pembentukan “Perhimpunan Indonesia”, Kegiatan Mahasiswa Indonesia di Negeri Belanda, 1916-1917,” dalam Akira Nagazumi ed 1986. Indonesia Dalam Kajian Satjana Jepang. Perubahan Sosial-Ekonomi Abad XIX & XX dan Berbagai Aspek Nasionalisme Indonesia. Jakarta Yayasan Obor Indonesia. Sudiyo. 2004. Perhimpunan Indonesia. Jakarta Bina Adiaksara.

jelaskan hubungan antara indische vereeniging dan pppi